Sejarah

                                      SEJARAH SURABAYA (SURABAYA CITY)


tugu-pahlawan.jpgSurabaya secara resmi berdiri pada tahun 1293. Tanggal peristiwa yang diambil adalah kemenangan Raden Wijaya, Raja pertama Mojopahit melawan pasukan Cina.
Peranan Surabaya sebagai kota pelabuhan sangat penting sejak lama. Saat itu sungai Kalimas merupakan sungai yang dipenuhi perahu-perahu yang berlayar menuju pelosok Surabaya.
Kota Surabaya juga sangat berkaitan dengan revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia. Sejak penjajahan Belanda maupun Jepang, rakyat Surabaya (Arek Suroboyo) bertempur habis-habisan untuk merebut kemerdekaan. Puncaknya pada tanggal 10 Nopember 1945, Arek Suroboyo berhasil menduduki Hotel Oranye (sekarang Hotel Mojopahit) yang saat itu menjadi simbol kolonialisme. Karena kegigihannya itu, maka setiap tanggal 10 Nopember, Indonesia memperingatinya sebagai hari Pahlawan.
Bukti sejarah menunjukkan bahwa Surabaya sudah ada jauh sebelum zaman kolonial, seperti yang tercantum dalam prasasti Trowulan I berangka 1358 M. Dalam prasasti tersebut terungkap bahwa Surabaya (Churabhaya) masih berupa desa ditepian sungai Berantas sebagai salah satu tempat penyeberangan penting sepanjang sungai tersebut.
Surabaya (Churabhaya) juga tercantum dalam pujasastra Negara Kertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca tentang perjalanan pesiar baginda Hayam Wuruk pada tahun 1385 M dalam pupuh XVII (bait ke 5, baris terakhir)
Walaupun bukti tertulis tertua mencantumkan nama Surabaya berangka tahun 1358 M Pprasasti Trowulan) dan 1365 M (Negara Kertagama), para ahli menduga bahwa Surabaya sudah ada sebelum tahun-tahun tersebut.
Menurut hipotesis Von Faber, Surabaya didirikan tahun 1275 M oleh Raja Kertanegara sebagai tempat pemukiman baru bagi prajuritnya yang berhasil menumpas pemberontakan Kemuruhan tahun 1270 M. Hipotesis yang lain mengatakan bahwa Surabaya dulu bernama Ujung Galuh.
Versi lain mengatakan bahwa nama Surabaya berasal dari cerita tentang perkelahian hidup dan mati Adipati Jayengrono dan Sawunggaling. Konon setelah mengalahkan tentara Tartar, Raden Wijaya mendirikan sebuah Keraton di Ujung Galuh dan menempatkan Adipati Jayengrono untuk memimpin daerah itu. Lama-lama karena menguasai ilmu Buaya, Jayengrono makin kuat dan mandiri sehingga mengancam kedaulatan Majapahit. Untuk menaklukkan Jayengrono diutuslah Sawunggaling yang menguasai ilmu Sura. Adu kekuatan dilakukan dipinggir sungai Kalimas dekat Peneleh. Perkelahian adu kesaktian itu berlangsung selama tujuh hari tujuh malam dan berakhir dengan tragis, karena keduanya meninggal kehabisan tenaga.
Kata “ SURABAYA “ juga sering diartikan secara filosofis sebagai lambang perjuangan antara darat dan air, antara tanah dan air. Selain itu dari kata Surabaya juga muncul mitos pertempuran antara ikan Suro (Sura) dan Boyo (Baya atau Buaya), yang menimbulkan dugaan bahwa nama Surabaya muncul setelah terjadinya peperangan antara ikan Sura dan Buaya (Baya)
Supaya tidak menimbulkan kesimpang-siuran dalam masyarakat maka Walikotamdya Kepala Daerah Tingkat II Surabaya, dijabat oleh Bapak Soeparno, mengeluarkan Surat Keputusan No. 64/WK/75 tentang penetapan hari jadi kota Surabaya. Surat Keputusan tersebut menetapkan tanggal 31 Mei 1293 sebagai tanggal hari jadi kota Surabaya. Tanggal tersebut ditetapkan atas kesepakatan sekelompok sejarahwan yang dibentuk oleh Pemerintah Kota bahwa nama Surabaya berasal dari kata “Sura ing Bhaya” yang berarti “ Keberanian menghadapi bahaya “ diambil dari babak dikalahkannya pasukan Mongol oleh pasukan Jawa pimpinan Raden Wijaya pada tanggal 31 Mei 1293.
Tentang simbol kota Surabaya yang berupa ikan Sura dan Buaya terdapat banyak sekali cerita. Salah satu yang terkenal tentang pertarungan ikan Sura dan Buaya diceritakan oleh LCR. Breeman seorang pimpinan Nutspaarbank di Surabaya pada tahun 1918.
Kota Surabaya merupakan kota terbesar kedua di indonesia setelah Kota Jakarta. Surabaya sebagai ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia dengan jumlah penduduk metropolisnya yang mencapai 3 juta jiwa. Surabaya merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan Indonesia timur. Surabaya juga terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan karena sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. Secara geografis, Kota Surabaya terletak di tepi pantai utara provinsi Jawa Timur. Wilayahnya berbatasan dengan Selat Madura di Utara dan Timur, Kabupaten Sidoarjo di Selatan, serta Kabupaten Gresik di Barat.

                                               MENGENAL KAMPUNG SURABAYA

**** Keunikan Kampung Candi Lontar dan Kuwukan, Ada Bekas Kerajaan dan Binatang Kuwuk.
WILAYAH Lontar termasuk masuk daerah Kecamatan Lakarsantri paling barat. Di kelurahan seluas 585 hektar itu terdapat beberapa bekas pedukuhan yang oleh sementara orang terdengar aneh antara lain Candi Lontar, Candi Lempung dan Kuwukan. Nama-nama tersebut ternyata mencatat sejarah yang cukup unik. Di wilayah barat Surabaya dengan 12 RW 62 RT itu, dulunya memang dikenal sebuah kerajaan yang kemudian tenggelam. Beberapa lokasi di kampang Candi Lontar pernah ditemukan sebuah situs purbakala berupa candi yang sudah tidak sempurna.
Menurut sesepuh kampung setempat H. Mohamad Misrun, candi yang tergali itu pernah disurvei oleh instansi terkait. “Namun kemudian tidak jadi diteruskan. Saya tidak tahu ada apa. Dengar-dengar, situs itu hanya sedikit. Mungkin kalau digali lagi pasti akan ditemukan sejarah panjang,” papar Misrun yang juga Sekdes alias Carik di Kelurahan Lontar. Oleh warga, tepat di tempat penemuan candi itu dijadikan tempat pemujaan, terutama saat upacara sedekah bumi. Ada juga pohon beringin yang disarungi kain putih dan di kaki pohon ditempatkan sesaji berupa beragam kembang.
Menurut  Misrun, selain candi di kawasan itu banyak ditumbuhi pohon lontar, yaitu tanaman sejenis siwalan yang airnya bisa dibuat untuk tuak jenis minuman memabukkan. Karena sebagian besar muslim, tradisi membuat tuak lambat laun hilang. Sedang upacara sedekah bumi sampai saat ini di beberapa pedukuhan masih dilakukan sampai sekarang. Bahkan melebar hingga ke Sumur Kembar, Dukuh Bulu, Candi Lempung dan Kuwukan. Di Candi Lempung kondisinya tidak jauh berbeda. Di kawasan yang terkenal dengan tuan tanahnya itu banyak ditanami cabe dan ubi kayu. Tanah lempung atau tanah liat yang berlapis-lapis dan licin tersebut menyulitkan peladang.
“Sedekah bumi itu dilakukan warga sebagai ungkapan rasa syukur kepada Yang Kuasa atas kesuburan lahan pertanian. Tapi sekarang sudah melebar bahkan disertai dengan tayub segala. Biasanya setelah perayan 17 Agustus warga mengirim sesaji ke beberapa pohon beringin putih. ltu warga asli, sedang yang pendatang tentu saja tidak,” tambahnya. Sedangkan dukuh Kuwukan, masih menurut  Misrun, berasal dari  nama hewan kuwuk(sejenis musang) yang sering berkeliaran di beberapa desa. Binatang dengan sorot mata yang tajam itu sering menakutkan warga. Oleh warga dari dukuh lain sering menjadi sasaran buruan. Sayanganya, hewan yang seharusnya bisa masuk binatang langka, lama kelamaan musnah dan tinggal nama. Akhirnya, kawasan itu pun disebut dengan nama Kuwukan.
“Semua daerah memiliki nama sendiri-sendiri dan mengandung makna yang berarti. Sekarang Lontar sudah banyak berubah, banyak pertokoan dan harga tanah menjadi selangit. Semoga cerita dari Candi Lontar dan tempat lain bersejarah tidak hilang tetap dapat diceritakan kepada anak cucu kita.

**** Manukan ---- Dari Ladang Mangga jadi Ladang Uang

Kecamatan Tandes, khususnya Manukan Kulon termasuk wilayah Surabaya barat yang paling pesat kemajuannya selama ini. Dalam waktu sekejap, wilayah padat penduduk itu mampu mengundang belasan toko besar untuk membuka usaha. Saat ini saja sudah 2 pasar swalayan besar bercokol di kawasan Manukan. Belum lagi deretan pedagang di Jl. Manukan Lor. Penduduk pendatang semakin banyak mengerumuni Manukan. Perumnas pun tidak rugi membangun ratusan rumah berbagai tipe. Manukan terus merangkak hingga mengubah kawasan ladang tandus menjadi ladang lain yang lebih subur. Tokoh masyarakat disana menuturkan semula daerah Manukan berupa hamparan luas kebun atau ladang. Lahan tersebut milik beberapa orang yang juga merangkap sebagai tuan tanah. Oleh pemilik lahan itu ditanami pepohonan produktif berupa mangga. Jika sudah panen mangga yang sudah ranum itu menjadi incaran anak-anak kecil. “Karena banyak pohon mangga itu, anak-anak sering mengambilnya, ya untuk dirujak atau dimakan begitu saja. Nama Manukan itu mungkin saja karena disini banyak manuk(burung) yang beterbangan. Tidak begitu jelas.
Hanya saja yang bisa diamati adalah pesatnya perkembangan pedukuhan ini,” papar HM Amin Fatchur, tokoh masyarakat yang tinggal di Jl. Manukan Rukun. Ditemui kemarin siang, lelaki yang pernah lama tinggal Arab Saudi ini menceritakan perumahan yang sekarang menjamur berasal dari kawasan blok-blokan. Di Manukan terdapat hampir 50 blok. Jika mencari alamat seseorang akan sulit jika tidak disebutkan bloknya. Nama jalan di Manukan semuanya didahului dengan kata Manukan. Lalu diikuti kata berikutnya misalnya, Manukan Tengah, Tama, Ranu, Subur, Peni, Asri, Indah, Rukun, Lor, Wetan, Telaga, Loka dan Yoso. Bahkan ada yang mengambil nama orang yakni Manukan Tohirin dan Manukan Kasman. Dua kampung terakhir itu dihuni oleh penduduk asli. Semula, lanjut Amin, kawasan Manukan tidak diperhitungkan orang. Jika akan ke Manukan banyak yangaras-arasen (malas) karena harus melalui jalan yang banyak gronjalan dan daerahnya tandus, panas.
Namun setelah tersentuh pembangunan, kawasan itu menjadi lirikan banyak investor baik untuk industri retail maupun real estate. Pada era tahun 1970-an, harga tanah per-m² hanya Rp110, namun kini melambung hingga ratusan ribu rupiah. Perumahan pun bisa bernilai puluhan juta rupiah. Semua karena perubahan zaman yang memang harus terjadi. “Sarana transportasi juga semakin maju. Kalau dulu saya menggunakan bemo roda tiga. Jalan-jalan semua tunggal dan tidak beraspal. Semua masih hamparan ladang, lain dengan kawasan Buntaran. Di sana awalnya dulu areal tambak. Dan anehnya sampai sekarang ya masih berupa tambak. Oleh pemerintah kita tahu bahwa daerah itu diklasifikasikan sebagai daerah Inpres Desa Tertinggal (IDT),” sambungnya. Saat ini ladang mangga sudah tidak bisa ditemui di kawasan Manukan. Kalaupun ada di kawasan Sambikerep dan Lontar Kecamatan Lakarsantri. Yang ada di manukan sekarang hanyalah ladang uang.

                                      SEJARAH KOTA BANDUNG
     
Kota Bandung merupakan Kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggaraJakarta. Di kota yang bersejarah ini, berdiri sebuah perguruan tinggi teknik pertama di Indonesia (Technische Hoogeschool, sekarang ITB), menjadi ajang pertempuran pada masa kemerdekaan, serta pernah menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika 1955, suatu pertemuan yang menyuarakan semangat anti kolonialisme, bahkan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung adalah ibu kotanya Asia-Afrika.
Pada tahun 1990 kota Bandung menjadi salah satu kota teraman di duniaberdasarkan survei majalah Time.
Kota kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, karena pada zaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh disana. Selain itu Bandung dahulunya disebut juga dengan Parijs van Java karena keindahannya. Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini, dan saat ini berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi kota wisata kuliner. Dan pada tahun 2007British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur. Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan.


Kata "Bandung" berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarumoleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama "Bandung" diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot.


Kota Bandung secara geografis memang terlihat dikelilingi oleh pegunungan, dan ini menunjukkan bahwa pada masa lalu kota Bandung memang merupakan sebuah telaga atau danau. LegendaSangkuriang merupakan legenda yang menceritakan bagaimana terbentuknya danau Bandung, dan bagaimana terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu, lalu bagaimana pula keringnya danau Bandung sehingga meninggalkan cekungan seperti sekarang ini. Air dari danau Bandung menurut legenda tersebut kering karena mengalir melalui sebuah gua yang bernama Sangkyang Tikoro.
Daerah terakhir sisa-sisa danau Bandung yang menjadi kering adalah Situ Aksan, yang pada tahun 1970-an masih merupakan danau tempat berpariwisata, tetapi saat ini sudah menjadi daerah perumahan untuk pemukiman.
Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.
Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906 dengan luas wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha di tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini.
Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret 1946, sebagian kota ini di bakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi ke daerah lain.
Pada tanggal 18 April 1955 di Gedung Merdeka yang dahulu bernama "Concordia" (Jl. Asia Afrika, sekarang), berseberangan dengan Hotel Savoy Homann, diadakan untuk pertama kalinya Konferensi Asia-Afrika yang kemudian kembali KTT Asia-Afrika 2005 diadakan di kota ini pada 19 April-24 April 2005.

ASAL USUL LAMPU LALULINTAS WARNA MERAH-KUNING-HIJAU



John Peake Knight, seorang insinyur kereta api, menemukan lampu lalu lintas yang asli tahun 1868. Ini bukan lampu lalu lintas kita tahun sekarang, tetapi adalah lentera gas-powered revolving dengan merah dan lampu hijau. penemuan Knight adalah serupa dengan sinyal kereta api saat itu. Lampu lalu lintas awalnya ditempatkan di dekat London's House of Commons, di persimpangan Jalan George dan Jembatan.
Sejarah:


[First+Traffic+Light,+Cleveland+Ohio]
lampu lalu lintas pertama
Pada tahun 1868, Inggris insinyur JP Knight menemukan lampu lalu lintas pertama, lentera merah dan hijau dengan sinyal. Itu dipasang di persimpangan George dan Jembatan Jalan di depan British House of Commons untuk mengontrol aliran kereta kuda dan pejalan kaki.

Motorcars diperkenalkan ke Amerika Serikat pada akhir 1890-an dan kebutuhan untuk kontrol lalu lintas segera menjadi jelas. Sejumlah orang datang dengan ide-ide untuk pengendalian lalu lintas. Pada tahun 1910, Earnest Sirrine Chicago, Illinois mengajukan paten (tidak 976.939) untuk sesuatu yang dianggap pertama sistem lalu lintas jalan otomatis, menggunakan kata-kata yang tidak diterangi STOP (berhenti) dan MOVE (melanjutkan).

Pada tahun 1912, Lester Wire dari Salt Lake City, Utah menemukan lampu lalu lintas listrik yang digunakan lampu merah dan hijau. Namun, ia tidak mengajukan paten. Tahun berikutnya, James Hoge menerima hak patennomor 1.251.666 untuk dikontrol secara manual sistem lampu lalu lintas menggunakan lampu listrik. Itu dipasang di Cleveland, Ohio pada tahun 1914, menampilkan kata-kata STOP dan MOVE.

Pertama sistem lampu lalu lintas menggunakan lampu merah dan hijau yang dipatenkan oleh William Ghiglieri San Francisco, California pada 1917 (tidak dipatenkan 1.224.632). Rancangannya dapat dioperasikan secara manual atau otomatis.

Cahaya yang kuning ditambahkan pada tahun 1920 oleh William Potts, seorang polisi Detroit. Dia benar-benar menemukan beberapa sistem lampu lalu lintas, termasuk cara menggantung empat sistem, tetapi tidak berlaku untuk paten. Orang pertama untuk mengajukan permohonan paten untuk memproduksi lampu lalu lintas yang murah Garrett Morgan, yang menerima paten pada tahun 1923.
Parkir Meter

Kredit untuk mengambil semua kredit parkir Anda pergi ke Carlton Cole Magee yang menemukan meteran parkir pertama di tahun 1932, menerima paten (tidak ada 2.118.318) untuk itu pada tahun 1935. Magee-Hale Nya Park-O-Meter diinstal Perusahaan meter pertama di Oklahoma City pada tahun 1935 dan masih menghasilkan sebagian besar dari parkir meter di Amerika Serikat. Don’t Walk
“Jangan Berjalan/Don’t Walk” ‘tanda-tanda yang dipasang di New York City pada tanggal 5 Februari 1952. Merah tetap menjadi pilihan warna untuk tanda-tanda peringatan karena mengangkat merah tekanan darah, meningkatnya ketegangan syaraf, maka warna yang paling mungkin untuk menarik perhatian. Kuning digunakan dalam tanda-tanda yang ditujukan untuk lalu lintas kendaraan karena merupakan warna yang paling terlihat dalam spektrum dan dapat dilihat dari jarak terjauh.

PengertianWarna kuning itu artinya hati-hati / waspada.Dan warna hijau itu artinya bebas /boleh berjalan dan aman, Berikut akan saya coba jelaskan satu persatu .

Warna merah artinya larangan atau stop atau bahaya. Kenapa demikian ?. Warna merah identik dengan warna darah, sejak jaman dulu manusia sering berperang untuk memperebutkan sesuatu dan lain hal. Berperang berarti saling membunuh, saling melukai dan saling menumpahkan darah. Banyak para korban perang tersebut ada yang terluka bahkan ada yang tewas. Baik korban terluka maupun tewas pasti tubuhnya mengeluarkan darah. Kita ketahui bahwa semua manusia darahnya berwarna merah. Kalau manusia terluka pasti keluar darah dan terasa sakit. Dengan adanya perkembangan jaman ada suatu kelompok manusia yang anti peperangan, yang menyatakan bahwa perang itu membahayakan, maka disepakati dan dibuatlah aturan untuk tidak saling berperang, melukai dan saling membunuh sesama manusia karena sangat mem bahayakan. Dengan tahapan aturan tersebut, yaitu awas bisa melukai , awas bahaya, dilarang melukai , dilarang / bahaya. Sehingga sampai sekarang warna MERAH di jadikan symbol aturan yang membahayakan/LARANGAN. Mungkin larangan warna merah pertama adalah larangan bagi kaum laki-laki untuk menggauli istrinya yang sedang mainpouse/heid. Warna Kuning artinya hati-hati atau waspada, pelan-pelan. Kenapa demikian ?.

Warna Kuning identik dengan warna API, api memiliki sifat antara dua pilihan yaitu api kecil bisa di kendalikan, sedangkan api besar sulit dikendalikan danbisa membahayakan. Aturan warna kuning memiliki resiko bisa aman dan bisa tidak aman/bahaya, begitu juga api, baik api kecil maupun api besar memiliki sifat panas, dan manusia akan selalu hati-hati dengan api. Jaman dulu di dalam peperangan manusia selalu menggunakan api, baik untuk senjata, sinyal komunikasi, symbol / panji-panji dan penerangan/obor .Dalam situasi berperang, prajurit selalu dituntut untuk waspada dan hati- hati terhadap gerakan musuhnya, apalagi di malam hari, mereka menggunakan api untuk segala sesuatunya, mereka akan mengamati pergerakan musuhnya dengan melihat api yang digunakan, sehingga bila ada gerakan api atau obor musuhnya mereka akan bersiap-siap dan waspada untuk menghadapi serangan musuhnya. Sehingga sampai sekarang warna kuning telah disepakati sebagai symbol aturan hati-hati / waspada / siap-siap.Warna kuning bisa juga diidentikan warna daun yang sudah tua / menguning yang sebentar lagi daun tersebut akan gugur / jatuh /mati.Warna kuning diartikan sebagai warna transisi / peralihan.

Warna Hijau artinya bebas / boleh berjalan atau diperbolehkan/ aman.Kenapa demikian ?. Warna hijau identik dengan warna alam, hutan yaitu terutama warna DAUN tumbuh-tumbuhan. Hampir semua warna daun tumbuh- tumbuhan memiliki warna hijau, meskipun sebagian kecil tumbuh-tumbuhan berwarna lain. Lantas kenapa warna hijau diidentikan dengan kebebasan ?,Banyak tumbuh-tumbuhan di dunia ini berbeda jenisnya, sifatnya, ragamnya, corak dan bentuknya, golonganya serta macam-macam yang lainnya. Tetapi hampir semua daunnya memiliki warna hijau, arti kata semua bebas untuk berwarna hijau, dan tak satupun ada yang melarangnya, baik dari tumbuh-tumbuhan itu sendiri dan yang berasal dari jenis yang berbeda. Jadi warna hijau memiliki arti suatu kebebasan. Warna hijau juga memiliki sifat sensitif terhadap penglihatan kita, memiliki warna yang menyegarkan mata terutama untuk terapi warna / warna refresh. Sehingga warna hijau tersebut sangat aman bagi mata kita. Dan akhirnya warna hijau disepakati sebagai symbol aturan kebebasan dan aman atau boleh dan diperbolehkan.



SEJARAH ASAL USUL NAMA INDONESIA


Asal usul nama Indonesia – 

Nama Indonesia untuk pertama kalinya muncul di dunia yaitu terdapat pada tulisan James Richardson Logan halaman 254 (1819-1869). Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago. Logan adalah orang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Pada saat mengusulkan nama Indonesia Logan tidak menyadari dan tidak menduga ternyata nama Indonesia itu menjadi nama bangsa dan Negara yang mana jumlah penduduknya merupakan peringkat keempat terbesar di dunia. Dari situlah James Richardson Logan secara konsisten menggunakan nama Indonesia dalam karya ilmiahnya, dan dengan seiring perjalanannya waktu pemakaian nama Indonesia menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi. Inilah yang menjadi titik awal mula nama Indonesia di dunia.


Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air kita tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah Indonesia di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah Indonesia itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indie tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah Indonesia itu dari tulisan-tulisan Logan.


Putra ibu pertiwi yang mula-mula menggunakan istilah Indonesia adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika di buang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.


Pada dasawarsa 1920-an, nama Indonesia yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama Indonesia akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan! Akibatnya pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu.


Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya, Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut -Hindia Belanda-. Juga tidak -Hindia- saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya.


Sementara itu, di tanah air Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Lalu pada tahun 1925 Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama Indonesia. Akhirnya nama Indonesia dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa kita pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini kita sebut Sumpah Pemuda.




Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat, DPR zaman Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Belanda agar nama Indonesia diresmikan sebagai pengganti nama Nederlandsch-Indie. Tetapi Belanda keras kepala sehingga mosi ini ditolak mentah-mentah.


Maka kehendak Allah pun berlaku. Dengan jatuhnya tanah air kita ke tangan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama Hindia Belanda untuk selama-lamanya. Lalu pada tanggal 17 Agustus 1945, atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa, lahirlah Republik Indonesia.


Penjelasan Singkat:
Mengenai Logan. Namanya: James Richardson Logan (1819-1869). Dia adalah orang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh.
Dia cuma seorang pengelola majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA); yang diterbitkan di singapura pada 1847.
Orang yang lebih arif mengenai Indonesia & kawasan di mana Indonesia itu berada adalah, George Samuel Windsor Earl (1813-1865).
Dia adalah seorang ahli etnologi bangsa Inggris. Pada tahun 1849, dia mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau).
Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis: …the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians.
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan Maldives (Maladewa). Lagi pula, kata Earl, bukankah bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini? Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.